Blogger Jateng

SISTEM PENGAPIAN SEPEDA MOTOR (CDI DC)

KLIK UNTUK FULLSCREEN ANIMASI

 

SISTEM PENGAPIAN SEPEDA MOTOR


Sistem pengapian sepeda motor berfungsi  untuk menghasilkan bunga api untuk dapat menghasilkan bunga apimembakar campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar. Percikan bunga api pada busi  dihasilkan dari koil yang membangkitkan listrik tegangan tinggi dan diatur oleh sistem pemutus listrik. Pada sepeda motor terkini sering dikenal  CDI (Capacitor Discharge Ignition ) sebagai pengatur waktu pengapian untuk busi memercikan bungan api untuk pembakaran di ruang pembakaran. Namun bukan hanya  CDI (Capacitor Discharge Ignition ), ada beberapa sistem pengapian sepeda motor lain umum digunakan, diantaranya sebagai beikut:

  1. Sistem pengapian konvensional
  2. Sistem pengapian elektronik (memakai transistor)
  3. Sistem pengapian CDI
  4. Sistem pengapian DLI

 KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN SEPDA MOTOR

Sistem pengapian sepeda motor terdiri atas dari beberapa komponen, sebagai berikut:

1.       Baterai

Baterai pada sistem kelistrikan kendaraa memilki peranan penting karena memiliki fungsi sebagai sumber arus listrik ketikan mesin masih mati. Namun setelah mesin hidup peran baterai akan berfungsi sebagai penyimpan arus listrik dari sistem pengisian. Arus listrik dari baterai akan di searahkan oleh kiprok sehingga menjadi arus listrik 12 Volt DC.

2.       Spul Magnet

Komponen ini memiliki fungsi yang sama seperti generator pada sistem kelistrikan karena berfungsi untuk menghasilkan listrik. Kalau di mobil biasa disebut dengan altenator sedangkan di sepeda motor yaitu spul  magnet.

3.       Kunci kontak

Kunci kontak berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus listrik dari baterai ke sistem kelistrikan sepeda motor.

4.       Ignition koil

Komponen ini tergolong dari trafo jenis step up karena berfungsi menaikan tegangan. Ignition koil ini akan menaikan tegangan baterai 12 volt menjadi 10 kilo volt untuk dapat memercikan bunga api pada busi.

5.       CDI

CDI (Capacitor Discharge Ignition ) berfungsi mengatur waktu pengapian untuk busi memercikan bungan api untuk pembakaran di ruang pembakaran. CDI (Capacitor Discharge Ignition ) terdapat dua jenis yaitu CDI DC dan CDI AC.

6.      Pulse Igniter

Selanjutnya komponen pulse ignitor berfungsi sebagai sensor CKP yang akan mengirim sinyal untuk menandakan waktu pengapian. Biasanya ada frekuensi tertentu untuk mengirimkan sinyal ke CDI (Capacitor Discharge Ignition ).

7.       Kabel Busi

Kabel busi ini memiliki fungsi sebagai penghubung antara koil pengapian ke busi untuk menyalurkan tegangan tinggi. Kabel busi memiliki tahan < 25 K Ohm sehingga akan dapat optimal dalam sistem pengapian

8.       Busi

Komponen terakhir adalah busi yang bekerja merubah listrik tegangan tinggi dari koil menjadi loncatan bunga api di dalam ruang bakar.


CARA KERJA SISTEM PENGAPIAN SEPEDA MOTOR

Skema cara kerja sistem pengapian sepeda motor dapat dilihat pada animasi, dengan rincian sebagai berikut ini:

1.      Saat kunci kontak putar posisi ON maka arus listrik dari baterai ke bagian CDI Unit meningkatkan tegangan naik karena melalui converter dalm CDI unit.

2.      Saat signal  dari pulse ignitor belum masuk atau belum menemui tonjolan (reluctor), maka posisi arus bertegangan tinggi tersebut masih tertahan di dalam capasitor.

3.      Saat signal  dari pulse ignitor masuk atau menemui tonjolan (reluctor), membuat SCR mendapatkan triger yang otomatis akan mengalirkan arus listrik yang terdapat di dalam capsitor.

4.      Arus listrik yang terlepas akan masuk ke ignition coil, sehingga akan terjadi kemagnetan pada kumparan primer.

5.      Kemagnetan tersebut akan menginduksi mutual pada kumparan skunder sehingga akan menghasilkan tegangan tinggi mencapai 10 K

6.      Tegangan dari kumparan sekunder akan diarahkan ke busi melalui kabel busi  untuk memercikan sebuah bunga api di dalam ruang bakar.




 

 

Post a Comment for "SISTEM PENGAPIAN SEPEDA MOTOR (CDI DC)"