Media Interaktif Sistem Stater

Kukuh Adityo Prastowo, S.Pd.Gr
0



Sistem starter konvensional adalah bagian dari sistem kelistrikan kendaraan yang berfungsi untuk memutar poros engkol mesin (crankshaft) saat mesin dinyalakan. Starter motor memanfaatkan energi listrik dari baterai dan mengubahnya menjadi energi mekanis.

Komponen Sistem Starter Konvensional

Sistem starter terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu:

a. Baterai

  • Fungsi: Sebagai sumber arus listrik untuk mengoperasikan motor starter.
  • Keterangan: Harus memiliki tegangan dan kapasitas yang cukup untuk menghasilkan torsi awal.

b. Kunci Kontak (Ignition Switch)

  • Fungsi: Menghubungkan dan memutus arus listrik dari baterai ke motor starter.
  • Keterangan: Terdiri dari posisi Off, On, dan Start.

c. Solenoid Starter

  • Fungsi: Menghubungkan arus listrik dari baterai ke motor starter serta mendorong pinion gear agar terhubung dengan ring gear.
  • Keterangan: Bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik.

d. Motor Starter

  • Fungsi: Mengubah energi listrik menjadi energi mekanis berupa putaran untuk memutar flywheel.
  • Bagian utama motor starter:
    1. Armature (Rotor): Poros utama yang berputar.
    2. Field Coil atau Permanent Magnet: Menciptakan medan magnet untuk menggerakkan armature.
    3. Komutator: Mengalirkan arus ke armature.
    4. Brush (Sikat): Menghubungkan arus dari baterai ke komutator.

e. Pinion Gear

  • Fungsi: Meneruskan putaran dari motor starter ke flywheel.
  • Keterangan: Terhubung sementara ke ring gear saat mesin distarter.

f. Flywheel (Roda Gila)

  • Fungsi: Menerima putaran dari pinion gear dan memutar poros engkol mesin.

g. Kabel Starter

  • Fungsi: Menyalurkan arus listrik dari baterai ke motor starter dan komponen lainnya.
  • Keterangan: Harus memiliki kapasitas arus yang memadai agar tidak cepat panas.

h. Relay Starter (Opsional pada beberapa sistem)

  • Fungsi: Menguatkan arus listrik dari baterai ke solenoid starter.

3. Cara Kerja Sistem Starter Konvensional

Berikut adalah langkah-langkah kerja sistem starter konvensional:

  1. Posisi Kunci Kontak "Start":

    • Saat kunci kontak diputar ke posisi Start, arus listrik dari baterai mengalir ke solenoid starter.
  2. Aktivasi Solenoid Starter:

    • Solenoid menghasilkan medan magnet yang menarik plunger (piston kecil).
    • Plunger mendorong pinion gear ke arah flywheel hingga gigi pinion dan ring gear terhubung.
  3. Motor Starter Aktif:

    • Setelah pinion gear terhubung dengan ring gear, kontak utama pada solenoid mengalirkan arus besar ke motor starter.
    • Motor starter mulai berputar, sehingga flywheel dan poros engkol mesin ikut berputar.
  4. Mesin Hidup:

    • Setelah mesin menyala, pengemudi melepaskan kunci kontak dari posisi Start ke posisi On.
    • Solenoid starter memutuskan hubungan pinion gear dengan ring gear, dan motor starter berhenti bekerja.

Prinsip Kerja Sistem Starter

Sistem starter bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik dan konversi energi:

  • Elektromagnetik: Solenoid starter menggunakan medan magnet untuk menggerakkan plunger dan menghubungkan pinion gear dengan flywheel.
  • Konversi Energi: Motor starter mengubah energi listrik menjadi energi mekanis untuk memutar mesin.

Pemeliharaan Sistem Starter Konvensional

Untuk menjaga kinerja sistem starter, lakukan pemeliharaan berikut:

  1. Periksa Tegangan Baterai: Pastikan baterai memiliki kapasitas yang cukup.
  2. Bersihkan Sikat dan Komutator: Sikat yang aus atau komutator yang kotor dapat mengurangi efisiensi starter.
  3. Periksa Sambungan Kabel: Pastikan tidak ada kabel yang longgar atau berkarat.
  4. Pelumas Pinion Gear: Oleskan pelumas pada pinion gear agar tidak macet.
  5. Uji Relay dan Solenoid: Pastikan relay dan solenoid berfungsi dengan baik.
Tags

Post a Comment

0 Comments
Post a Comment (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!