Relay adalah komponen penting dalam sistem kelistrikan
kendaraan. Berfungsi sebagai saklar elektronik, relay memungkinkan pengendalian
arus besar menggunakan arus kecil. Dengan memahami cara kerja, pemeriksaan, dan
perawatan relay, pengendara dapat memastikan sistem kelistrikan kendaraan tetap
berfungsi optimal.
FUNGSI RELAY KELISTRIKAN
Relay digunakan untuk mengatur aliran listrik pada sistem kendaraan. Berikut adalah beberapa fungsi utamanya:
1. Mengurangi Beban Saklar:
Relay memungkinkan saklar utama mengontrol arus kecil, sehingga menghindari kerusakan saklar akibat arus besar
2. Mengontrol Komponen Besar
Menghubungkan dan memutuskan arus besar ke komponen seperti klakson, lampu utama, atau kipas radiator.
3. Meningkatkan Keamanan
Relay membantu meminimalkan risiko panas berlebih pada kabel dan saklar.
Contoh Aplikasi:
Lampu utama: Relay memastikan arus besar tidak langsung melewati saklar lampu.
Klakson: Relay memungkinkan klakson menghasilkan suara yang kuat tanpa membebani tombol klakson.
TERMINAL PADA RELAY
KELISTRIKAN
Relay standar biasanya memiliki empat atau lima terminal, yang diberi kode sebagai berikut:
1. Terminal 85 dan 86:
Mengontrol kumparan elektromagnet di dalam relay. Terminal 85 biasanya terhubung ke massa (ground), dan terminal 86 ke arus positif (kontrol).
2. Terminal 30:
Sumber daya utama yang membawa arus besar ke beban.
Terhubung langsung ke baterai atau sumber daya lain.
3. Terminal 87:
Terminal keluaran yang menghubungkan arus ke beban saat relay aktif.
4. Terminal 87a (opsional):
Hanya terdapat pada relay tipe SPDT (Single
Pole Double Throw).
Menghubungkan arus saat relay dalam posisi
off
Diagram Dasar:
Saat arus mengalir melalui terminal 85 dan 86, kumparan
elektromagnet akan menarik kontak, menghubungkan terminal 30 ke 87 (atau ke
87a, tergantung desain).
PEMERIKSAAN RELAY
Memeriksa relay diperlukan untuk memastikan relay masih berfungsi dengan baik. Berikut adalah langkah-langkahnya:
A. Pemeriksaan Fisik
Periksa relay dari tanda-tanda kerusakan seperti retak, panas berlebih, atau terbakar.
B. Pengujian Fungsi
1. Uji Kumparan:
Gunakan multimeter pada mode resistansi (x1 ohm).
Hubungkan probe multimeter ke terminal 85
dan 86.
Nilai resistansi normal biasanya berkisar
antara 50–200 ohm.
Jika nilai resistansi tidak terdeteksi,
kumparan rusak.
2. Uji Aktivasi:
Hubungkan terminal 85 dan 86 ke sumber daya
12V (arus kecil).
Dengarkan suara "klik" dari
relay. Jika tidak ada suara, relay tidak bekerja.
3. Uji Kontak Terminal 30 dan 87:
Gunakan multimeter pada mode kontinuitas x1
ohm.
Saat relay aktif, terminal 30 dan 87 harus
terhubung.
PERAWATAN RELAY
Relay tidak memerlukan perawatan rumit, tetapi
langkah-langkah berikut dapat memperpanjang umur relay:
1.
Jaga Kebersihan:
Pastikan terminal bebas dari kotoran, karat, atau korosi.
Gunakan kontak cleaner untuk membersihkan terminal relay secara berkala.
2.
Cek Kabel dan Soket:
Periksa kabel yang terhubung ke relay. Kabel yang longgar atau rusak
dapat mempengaruhi kinerja relay.
3.
Periksa Overload:
Pastikan beban listrik tidak melebihi kapasitas relay. Relay yang
terus-menerus terkena arus berlebih bisa rusak.
4.
Ganti Relay Bermasalah:
Jika relay menunjukkan tanda-tanda kerusakan seperti tidak berbunyi
"klik" atau kontaknya tidak terhubung, gantilah dengan relay baru
yang sesuai spesifikasi.
Silakan dishare
ReplyDeleteAnimasinya mantap. Bisa memahami cara kerjanya lebih mudah.
ReplyDeleteCara download animasinya gimana yah, atau cara buatnya?