RELAY

Kukuh Adityo Prastowo, S.Pd.Gr
2


Relay adalah komponen penting dalam sistem kelistrikan kendaraan. Berfungsi sebagai saklar elektronik, relay memungkinkan pengendalian arus besar menggunakan arus kecil. Dengan memahami cara kerja, pemeriksaan, dan perawatan relay, pengendara dapat memastikan sistem kelistrikan kendaraan tetap berfungsi optimal.

 

FUNGSI RELAY KELISTRIKAN

Relay digunakan untuk mengatur aliran listrik pada sistem kendaraan. Berikut adalah beberapa fungsi utamanya:

1. Mengurangi Beban Saklar: 

Relay memungkinkan saklar utama mengontrol arus kecil, sehingga menghindari kerusakan saklar akibat arus besar

    2. Mengontrol Komponen Besar

  Menghubungkan dan memutuskan arus besar ke komponen seperti klakson, lampu utama, atau kipas radiator.

    3. Meningkatkan Keamanan

    Relay membantu meminimalkan risiko panas berlebih pada kabel dan saklar.


Contoh Aplikasi:

Lampu utama: Relay memastikan arus besar tidak langsung melewati saklar lampu.

Klakson: Relay memungkinkan klakson menghasilkan suara yang kuat tanpa membebani tombol klakson.

 

TERMINAL PADA RELAY KELISTRIKAN

Relay standar biasanya memiliki empat atau lima terminal, yang diberi kode sebagai berikut:

1. Terminal 85 dan 86:

Mengontrol kumparan elektromagnet di dalam relay. Terminal 85 biasanya terhubung ke massa (ground), dan terminal 86 ke arus positif (kontrol).

2. Terminal 30:

Sumber daya utama yang membawa arus besar ke beban.

Terhubung langsung ke baterai atau sumber daya lain.

3. Terminal 87:

Terminal keluaran yang menghubungkan arus ke beban saat relay aktif.

4. Terminal 87a (opsional):

Hanya terdapat pada relay tipe SPDT (Single Pole Double Throw).

Menghubungkan arus saat relay dalam posisi off

Diagram Dasar:

Saat arus mengalir melalui terminal 85 dan 86, kumparan elektromagnet akan menarik kontak, menghubungkan terminal 30 ke 87 (atau ke 87a, tergantung desain).

 

PEMERIKSAAN RELAY

Memeriksa relay diperlukan untuk memastikan relay masih berfungsi dengan baik. Berikut adalah langkah-langkahnya:

A. Pemeriksaan Fisik

Periksa relay dari tanda-tanda kerusakan seperti retak, panas berlebih, atau terbakar.


B. Pengujian Fungsi

1. Uji Kumparan:

Gunakan multimeter pada mode resistansi (x1 ohm).

Hubungkan probe multimeter ke terminal 85 dan 86.

Nilai resistansi normal biasanya berkisar antara 50–200 ohm.

Jika nilai resistansi tidak terdeteksi, kumparan rusak.


2. Uji Aktivasi:

Hubungkan terminal 85 dan 86 ke sumber daya 12V (arus kecil).

Dengarkan suara "klik" dari relay. Jika tidak ada suara, relay tidak bekerja.

 

3. Uji Kontak Terminal 30 dan 87:

Gunakan multimeter pada mode kontinuitas x1 ohm.

Saat relay aktif, terminal 30 dan 87 harus terhubung.

 

 

PERAWATAN RELAY

Relay tidak memerlukan perawatan rumit, tetapi langkah-langkah berikut dapat memperpanjang umur relay:

1.       Jaga Kebersihan:

Pastikan terminal bebas dari kotoran, karat, atau korosi.

Gunakan kontak cleaner untuk membersihkan terminal relay secara berkala.

2.       Cek Kabel dan Soket:

Periksa kabel yang terhubung ke relay. Kabel yang longgar atau rusak dapat mempengaruhi kinerja relay.

3.       Periksa Overload:

Pastikan beban listrik tidak melebihi kapasitas relay. Relay yang terus-menerus terkena arus berlebih bisa rusak.

4.       Ganti Relay Bermasalah:

Jika relay menunjukkan tanda-tanda kerusakan seperti tidak berbunyi "klik" atau kontaknya tidak terhubung, gantilah dengan relay baru yang sesuai spesifikasi.

Tags

Post a Comment

2 Comments
  1. Animasinya mantap. Bisa memahami cara kerjanya lebih mudah.

    Cara download animasinya gimana yah, atau cara buatnya?

    ReplyDelete
Post a Comment
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!